Zikir Sufi yang Sering Disalahpahami
Zikir halaqoh |
Di dalam halaqah sufi atau pengajian-pengajian tarekat pada umumnya kita jumpai atau kita lihat mereka berzikir duduk atau berdiri sambil goyang-goyang kepala atau badan terlihat seperti menari dengan suara yang keras bahkan sampai berteriak.
Bagi mereka yang tidak pernah bertabayyun dengan ulama tasawuf mengenai hal ini atau tak pernah duduk berhadapan dengan seorang mursyid tarekat mu'tabaroh tentu akan spontan menyebut ini sebagai bentuk kesesatan atau bid'ah, ibadah atau amalan yang dibuat-buat yang tak ada contohnya dari nabi dan akhirnya menvonis para pelakunya kafir dan masuk neraka.
Padahal yang mereka lihat itu bukanlah sebuah bentuk ibadah, tetapi RIYADHOH. Menurut Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Rais Mustasyar Dewan Ulama Thariqah Indonesia (DUTI) ibadah itu sudah ada ketentuan dan hukum-hukumnya, ada dalil dari Al-Quran dan Sunnah Nabi. Sedangkan riyadhoh adalah latihan atau training. Sedangkan untuk meraih dunia saja kita perlu pelatihan, training dan sebagainya, bahkan sampai berbulan-bulan, apalagi untuk akhirat, tentu kita lebih perlu lagi untuk latihan. Dan SEMOGA riyadah atau latihan rohani tersebut di anggap ibadah dan diberi pahala oleh Allah SWT.
Jadi kita harus bisa membedakan mana yang ibadah dan mana yang riyadhoh.
Jadi zikir goyang-goyang badan dan kepala seperti orang menari tersebut bukanlah ibadah, suluk selama 3, 7, 10 atau 40 hari itu bukan ibadah tetapi riyadah, kecuali i'tikaf di masjid 10 hari terakhir ramadhan. Membaca aurad, wirid-wirid atau zikir tarekat adalah bentul riyadah, membaca sholawat sufi yang tak diajarkan nabi adalah riyadhoh atau latihan rohani sebagai sebuah bentuk usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai ridho Allah.
Syeikh DR. Ahmad Sabban Rajaguguk Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah di Medan Sumatera Utara juga telah memberikan jawaban mengenai zikir sufi goyang kepala dan menari-nari tersebut;
Ini jawaban beliau yang kami ambil dari halaman Facebooknya;
MENYATU DENGAN ZIKIR SEMESTA
Seseorang pernah bertanya ke saya, "tuan, bagaimana tentang berzikir dengan berdiri, menari-nari dengan suara yang keras." Saya jawab, itu termasuk zikir semesta paling indah. Subtansinya engkau menemukan Allah. Sebab banyak juga yang berizikir diam tapi tidak menemukan dzauq (rasa) spiritual Ilahi. Allah Yang Maha Indah, maka indahkan-lah.
Alquran menegaskan betapa seluruh yang ada dilangit dan dibumi bertasbih. Semuanya bertasbih dengan bahasa mereka. Bahkan ombak yang besar, desiran petir yang begitu keras menjadi tasbih-tasbih ilahi. Suasana zikir dan tasbih semesta itu rasanya menyatu dengan zikir yang kami lantunkan bersama Syekh Fatih dari Turky dan Syekh Ali Hanafiah dari bukit Danau Singkarak Solok Sumbar. Wallahuma'ana. Salam.