Sufi Maulana Jalaluddin Rumi
Tuhan Berkehendak Terhadap Kebaikan Dan Keburukan
Tuhan yang maha terpuja berkehendak atas kebaikan dan kejahatan, tetapi Dia hanya merasa senang oleh kebaikan. karena Dia mengatakan" Aku adalah harta yang tersembunyi, dan Aku ingin di ketahui" tidak di ragukan lagi bahwa Tuhan berkehendak terhadap perintah positif dan perintah negatif. Tetapi perintah positif hanya berlaku ketika orang yang di perintah terhalang secara alamiah terhadap sesuatu yang terlarang baginya untuki mendapatkannya. Orang yang lapar tidak perlu di beritahu lagi untuk memakan manisan dan gula; apabila di beritahu, itu tidak dapat dinamakan perintah, tetapi lebih sebagai perbuatan baik.Perintah negatif juga tidak sah dengan melarang hal yang tidak di hasrati seseorang. Bukanlah perintah yang sah untuk mengatakan" jangan memakan batu"atau " jangan memakan duri". Apabila hal-hal semacam itu di katakan, itu tidak dapat di katakan perintah negatif. Maka agar perintah positif untuk kebaikan dan perintah negatif melawan kejahatan sah, mesti ada jiwa yang menghasrati kejahatan. Menghendaki keberadaan jiwa semacam itu tentu akan menghendaki kejahatan, tetapi Tuhan tidak senang dengan kejahatan. Apabila demikian, Dia tidak akan memerintahkan kebaikan