Kisah Laila Dan Majnun
Suatu hari sang guru sufi berkata kepada murid-muridnya kalau cinta Laila itu lebih tinggi derajatnya dari cinta majnun, karena Majnun melafalkan cinta atas nama Laila kepada semua orang. Sementara laila terus menyembunyikan cintanya dari orang lain.
Alkisah, Orang-orang begitu penasaran dengan laki-laki yang bernama Majnun. Mereka berpikir tentulah pria yang bernama Majnun itu sangat tampan. Buktinya, laila yang sangat cantik dan putri saudagar kaya itu tergila-gila kepadanya. Bahkan laila menolak semua lamaran pria-pria ganteng dan kaya. Hati laila seluruhnya sudah dipenuhi cintanya kepada Majnun.
Akhirnya orang-orang di dorong rasa penasarannya yang sangat ingin menemukan Majnun dan melihat rupa Majnun yang sesungguhnya. Dan setelah bekerja keras mereka akhirnya berhasil menemukan majnun. Majnun yang teraniaya oleh cinta berada di dekat gurun. Badan-nya yang sudah tak terurus dekil dan penuh dengan tanah dan debu, rambutnya awut-awutan, pakaiannya compang-camping, dia lebih mirip disebut orang gila. Gila karena meneguk anggur cinta.
Dengan apa yang dilihatnya, mereka sepertinya benar-benar tidak percaya kalau Majnun, laki-laki yang berpenampilan buruk rupa dan mirip orang gila itu bisa membuat Laila mabuk kepayang.
Majnun yang sudah di penuhi debu itu, dengan rambut acak-acakan terus menyebut nama Laila. Orang lain sudah tidak bisa mengenalinya lagi, karena dia sudah melupakan segalanya, termasuk nama dirinya, yang ada didalam pikirannya adalah kekasihnya, Laila dan laila.
Orang-orang lalu pergi menuju rumah Laila, mereka berkata,
" Oh Laila, ternyata orang yang kamu cintai itu orang gila dan buruk rupa!"
laila menjadi teriris hatinya mendengar ucapan mereka.
" Jadi kamu telah menemukan majnun?" Tanya laila
" Benar " sahut mereka
" Bagaimana kamu yakin kalau dia itu majnun?" kembali tanya laila
" Dia selalu menyebut-nyebut namamu. Bahkan dia sudah lupa nama dirinya," jawab mereka
" Baik, kalau kamu semua ingin benar-benar ingin melihat pesona Majnun, maka kamu harus menggunakan mata saya, " kata laila
Cinta Dimata Sufi
Para sufi melihat cinta sebagai lautan api dan penderitaan. Demi cintanya kepada Allah seorang sufi rela menderita fisik. Mereka terkadang berhari-hari tidak makan. Untuk makanpun mereka terkadang sengaja meminta-minta.
Mengapa harus meminta-minta? Idenya adalah agar merasakan kehinaan dan kerendahan diri. Dalam cinta harus ada keberanian untuk menbunuh egoisme ( ke aku-an ), dalam istilah sufi disebut self-dying
Cara untuk membunuh ego salah satunya adalah dengan dengan membuat dirinya hina dan rendah. Salah satu caranya adalah dengan meminta-minta. Bagi mereka yang sudah sampai ke derajat cinta, maka dia rela mengorbankan apa saja untuk yang di cintainya