Foto: Sukirno Abdullah |
Kementerian Agama mendukung rencana pertemuan Ulama Tarekat se-ASEAN yang akan diselenggarakan oleh Dewan Ulama Tarekat Indonesia (DUTI). Dukungan ini disampaikan Menag Lukman Hakim Saifuddin saat menerima rombongan DUTI yang dipimpin oleh Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani yang juga Mursyid Tarekat Qodiriyah Hanafiyah, di Jakarta.
Pertemuan Ulama Tarekat ini akan diselenggarakan di Ponpes Tasawuf Rabbani, Nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat pada 1 - 2 April 2017 mendatang.
"Apa yang dilakukan oleh para Ulama Tarekat ini sangat sejalan dengan visi dan misi Kemenag. Sebagai perwakilan dari Pemerintah, sudah menjadi kewajiban Kemenag untuk mendukung kegiatan mulia ini, minimal Pemerintah memfasilitasi. Kami, Kementerian Agama mendukung pertemuan ini," terang Menag, Jumat (20/01).
"Kegiatan ini sangat penting. Untuk itu, jika diijinkan, kami akan menyampaikan ke Bapak Presiden. Tapi semua tergantung Panjenengan semua," imbuh Menag.
Menurut Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani, pertemuan ini merupakan perkembangan dari pertemuan sebelumnya yakni pertemuan Ulama Tarekat se Sumatera Barat yang menghasilkan DUTI. Dalam kegiatan yang akan mengangkat tema: Cinta Agama, Bela Negara tersebut, beberapa Ulama Tarekat dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura juga telah menyatakan kesediaannya untuk hadir.
"Saat ini kami masih menunggu konfirmasi dari Ulama Tarekat di Filiphina dan Thailand," terangnya.
"InsyaAllah nanti akan kita deklarasikan Dewan Ulama Tarekat se-ASEAN. Ketua Jatman Habib Lutfi bin Yahya juga bersedia hadir," imbuh Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani.
Dalam silaturahim tersebut, didiskusikan sejarah perjalan para Ulama Tarekat dari Maroko Afrika Barat, Russia, China, India hingga Nusantara.
Dibahas pula, bahwa ilmu pengetahun modern hingga saat ini belum mampu menjawab berbagai tantangan dan persolan zaman. Akibatnya, banyak masyarakat menjadikan tarekat sebagai alternatif.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas peran para Ulama Tarekat dalam mengislamkan dunia, berjuang memerdekakan banyak negara termasuk Indonesia.
"Setelah itu, para ulama Tarekat menarik diri dari dunia, dari politik dan dari panggung. Sudah saatnya para ulama tarekat bangkit dan muncul kembali untuk berperan serta dalam membenahi bangsa, namun bukan untuk bermain politik," imbuh Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani.
Ikut mendampingi Menang, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin dan Sesmen Khoirul Huda.
Sumber : https://www.kemenag.go.id ( dengan sedikit perubahan ejaan kata )