Rektor Universitas Andalas membuat sebuah gebrakan kemajuan untuk Ranah Minang. Hal itu terlihat dari persyaratan masuk Unand yang harus bebas dari prilaku menyimpang LGBT. Inovasi besar dan berkualitas ini sangat cocok dan sesuai dengan falsafah adat Adat Basandi sara', Sara' Basandi Kitabullah. Artinya adat istiadat Minangkabau berdasarkan kepada syariat islam, dan islam sangat jelas melarang prilaku menyimpang seperti prilaku kaum Nabi Luth yaitu LGBT.
Pernyataan persyaratan bebas LGBT masuk Unand ini banjir dukungan dari masyarakat minangkabau, dan tentu mendapat perlawanan dari kaum liberal yang mendukung LGBT.
LGBT adalah penyakit kejiwaan, kelainan sexsual dan bisa menular menurut dr. Fidiansyah seorang psikiater. tetapi menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran UI LGBT adalah masalah kejiwaan yang bisa dicarikan obatnya.
Terlepas dari perbedaan pendapat itu yang jelas Di Ranah Minang LGBT jelas berlawanan dengan adat dan syariat islam. Kita tak ingin bencana kaum Nabi Luth terulang di Minangkabau karena ulah kaum LGBT.
Kita mendukung pernyataan Gubernur Sumbar Prof. Irwan Prayitno yang mengatakan larangan dari pihak kampus adalah hak kampus dan hak masyarakat Minang untuk menolaknya. Terkait heboh soal syarat calon mahasiswa Unand bebas dari LGBT, Irwan mengatakan mereka tetap dapat berkuliah. Nantinya pihak kampus akan memberikan bimbingan dengan bantuan dari Pemprov Sumatera Barat.
"LGBT bisa berkuliah di Unand, tapi sesuai arahan Unand harus mengubah diri agar kembali normal. Kami siap fasilitasi konselingnya," ujarnya
BAHAYA LGBT
Prof. DR. Abdul Hamid Al-Qudah, dia adalah seorang spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di asosiasi kedokteran Islam dunia (FIMA). DR. Abdul Hamid El-Qudah menulis sebuah buku yang cukup menarik, yang judulnya Kaum Luth Masa Kini.
Pada hal. 65-71 dari buku tersebut dijelaskan tentang bahaya yang ditimbulkan dari LGBT bagi kesehatan.
Efek buruk yang ditimbulkan yaitu bahwa 78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular.
Kemudian dari penelitian yang dilakukan Cancer Research di Inggris, mendapatkan sebuah hasil bahwa homoseksual lebih rentan terkena kanker.
Penelitian yang dilakukan selama tahun 2001, 2003, dan 2005, yang penelitian tersebut dengan 1.493 pria dan 918 wanita mengaku sebagai gay dan lesbian. Ada sebanyak 1.116 wanita mengaku berorientasi biseksual.
Dan hasil akhiir penelitian bahwa gay dapat dua kali lebih tinggi terkena resiko kanker apabila dibandingkan pria heteroseksual (normal).
Terdapat beberapa jenis kanker yang rentan akan dialami oleh para pelaku LGBT.
Berikut di bawah ini beberapa penjelasan dari bahaya LGBT bagi kesehatan:
1. Kanker anal (dubut)
Kemungkinan besarnya pelaku gay terkena kanker karena virus HPV (Human Papillomavirus). Dimana kemunculannya tersebut ditularkan dengan melakukan hubungan seksual seperti itu, yang akhitnya menjadi penyebab tubuh terkena kanker anal.
Kalau diperhatikan bahwa cara hubungan seksual dari pelaku gay yaitu melakukan seks anal, sehingga pelaku gay ini sangat berisiko tinggi terkena kanker anal.
Adapun kasus kanker anal yang terbanyak terjadi ditemukan pada pria gay yang juga positif terkena virus HIV. Dan tingkat kedua terbanyak pasien kanker anal yaitu pria gay yang tidak terjangkiti virus HIV.
Sehingga penyakit kanker anal ini dapat dikatakan dimonopoli oleh pelaku gay ini.
Resiko tinggi tubuh terkena kanker anal juga berlaku pada pasangan normal yang melakukan hubungan seks anal, sehingga bentuk hubungan seperti itu perlu dihindari.
2. Kanker mulut
Umumunya diketahui bahwa penderita kanker mulut kebanyakan adalah para perokok, dan dari perjalanan dari waktu ke waktu, muncul hal yang ajaib tentang pelonjakan jumlah kanker mulut hingga 225%, yaag terjadi pada tahun 1974 .
Dari informasi di situs Dallasvoice.com, dilakukan sebuah studi di New England Journal of Medicine, dan hasil penelitian yang dilakukan tersebut menemukan kesimpulan bahwa rokok bukanlah satu-satunya yang menjadi penyebab kanker mulut.
Bahkan pihak yang berisiko paling tinggi terkena kanker mulut yaitu mereka yang melakukan oral seks dengan enam atau lebih dari partner seks yang berbeda-beda.
Sehingga dapat dibayangkan apabila oral seks dilakukan oleh para gay bersamaan dengan banyak partner yang berbeda-beda. Dapat ditebak bahwa kebiasaan “mengerikan” seperti ini jadinya membuat tubuh sangat berisiko tinggi terkena kanker mulut.
Masalah ini ditambah lagi dengan para gay yang terkena virus HIV, dimana seperti diketahui bahwa virus ini mengakibatkan sistem imun tubuh menurun drastis.
Saat seorang gay terkena virus HIV, maka akan menghadapi bahaya besar berupa risiko yang sangat tinggi terkena kanker.
3. Meningitis (Radang selaput otak)
Sebuah penggalan tulisan di DetikHealth yang cukup menarik yaitu "New York Diserang Wabah Radang Otak karena Hubungan Seks Sembarangan".
Meningitis sebenarnya bisa disebabkan dari beberapa penyebab, seperti karena terjadinya infeksi mikroorganisme, masalah peradangan tubuh, kanker dan penggunan obat-obatan yang salah.
Dan dari tulisan di DetikHealth itu disebutkan bahwa New York dihebohkan dengan mewabahnya penyakit meningitis akibat penularan dari hubungan seksual, yang ini teutama ditunjukan bagi pelaku LGBT yang melakukan hubungan sesama jenis.
Adapun bakteri meningitis mengakibatkan terjadinya infeksi pada membran selaput otak, yang tanda-tanda awalnya yaitu berupa mutah-muntah, demam, sakit kepala, leher terasa kaku, hingga juga muncul ruam yang biasanya muncul 10 hari setelah tubuh terkena infeksi tersebut.
Dan penyakit radang selaput otak apabila tidak segera diobati, bisa mengakibatkan terjadinya masalah sangat buruk yaitu kerusakan otak, yang akhirnya bisa menghantarkan seseorang pada kematiannya.
4. Kanker pada lesbian
Sebuah penelitian yang dilakukan di Cancer Support Community, memperoleh hasil penelitian bahwa para lesbian mempunyai kualitas kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang heteroseksual. Itu termasuk ketika berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya.
Wanita lesbian punya masalah dari kemampuan ketahanan tubuh yang lemah untuk menghadapi kanker.
5. HIV/AIDS
Virus HIV ini umumnya oleh orang-orang dikaitkan dengan masalah hubungan seksual bebas, termasuk sering berganti pasangan.
Dan kaum gay ini punya resiko tinggi mendapatkan penyakit AIDS, yang penyakit virus ini membuat tubuh kehilangan kemampuan dalam mepertahankan dirinya.
6. Dampak sosial
Pada sebuah studi yang dilakukan, didapatkan data-data bahwa seorang gay punya pasangan antara 20-106 orang per tahunnya. Adapun pasangan zina (pasangan hetroseksual tetapi di luar pernikahan) tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya.
Pada penelitian yang serupa, bahwa sekitar 43% dari golongan kaum gay, yang didapatkan data-datanya dengan pencermatan yang teliti.
Ditemukan bahwa sekitar 43% kaum gay tersebut selama hidupnya melakukan homo seksual dengan 500 orang bahkan lebih.
Bahkan, diantaranya itu ada sekitar 28% yang melakukannya dengan lebih dari 1000 orang.
Sekitar 79% dari mereka mengatakan bahwa pasangan sejenisnya itu merupakan orang yang tidak dikenalinya sama sekali.
Tentunya fenomena gay ini menjadi sebuah hal yang mengerikan akibatnya bagi dampak kehidupan sosial.
7. Dampak Pendidikan
Untuk dampak pendidikan juga tidak kalah memprihatinkannya, dimana siswa atau siswi yang menganggap dirinya sebagai sebagai penyuka sesama jenis, menghadapi permasalahan putus sekolah 5 kali lebih besar dibandingkan dengan siswa normal.
Hal ini terdapat terjadi karena mereka tidak nyaman disekolah.
8. Dampak Keamanan
Kaum homo seksual memberikan peran sebesar 33% pelecehan seksual pada anak-anak di Negara Amerika Serikat, dimana yang cukup mencengangkan bahwa populasi kaum homo ini sebenarnya hanya 2% dari keseluruhan penduduk Amerika.
Yang hal itu berarti bahwa 1 dari 20 kasus homo seksual bentuknya adalah pelecehan seksual pada anak-anak.
Adapun 1 dari 490 kasus perzinaan bentuknya adalah pelecehan seksual pada anak-anak (Psychological Report, 1986, 58 pp. 327-337).
9. Dampak lainnya
Pelaku LGBT akan sangat rentan terkena virus, seperti HIV, sifilis, hepatitis, dan infeksi Chlamydia. Bahaya LGBT lainnya bagi kesehatan yaitu resiko terjadinya luka dan pembengkakan pada sistem pembuangan.
Dimana lubang anal yang seperti kita ketahui seharunya digunakan sebagai pembuangan kotoran, maka hal yang salah jika digunakan sebagai pelampiasan hawa nafsu seksual. Sehingga akibat yang sangat mengerikan adalah terluka dan terinfeksi, hingga lebih buruk lagi timbulnya nanah.
Selain itu akibat kelakukan LGBT ini menimbulkan perubahan perilaku pada pelakunya, dimana akan cenderung mengakibatkan hal negatif pada sistem syaraf, serta penurunan pada kemampuan kerja sistem otak.
Dimana kalau kita lihat seorang gay merasa lebih nyaman dengan penyelewengan yang dilakukannya, walaupun mungkin mereka menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang salah, sehingga akibatnya hal itu membuat mereka menurun dalam kemampuan berpikir realistis.