Data rilis pengguna FB di Indonesia mencatat rekor tersendiri. Menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pengguna internet Indonesia saat ini adalah 88 juta orang. 71,5 juta orang aktif menggunakan FB. Dan pelajar memegang peranan penting dalam berkomunikasi dengan FB. Lebih dari 7 juta pelajar kita menggunakan FB. Dan lebih dari 22 juta usia muda 16-25 tahun menggunakan FB. Inilah sasaran yang mereka tuju. Menyasar usia sekolah dan usia muda melalui sosok seorang AFI.
Paham liberal yang ingin memisahkan agama dengan kehidupan yang kita jalani sangat masif dijalankan saat ini. Melalui tulisan, akan banyak kepala yang tertembak dari pada menggunakan peluru. Menyasar usia dewasa, liberal sudah tidak akan mampu lagi karena banyak penghadang disana. Sasar usia muda melalui pelajar dan anak muda yang aktif dalam menggunakan internet, khususnya FB. Memunculkan ikon dari kalangan mereka adalah jalannya.
AFI dijadikan objek perekrut dukungan dari kalangan pelajar dan pemuda. Melalui AFI para Islam liberal melancarkan serangannya. Viralkan AFI adalah jalanya, buat semua anak muda ingin seperti AFI. Terkenal, diundang ke stasiun tv dan esok mungkin AFI akan ada acara makan dengan presiden Jokowi di istana. Coba, anak muda mana yang tidak ingin seperti AFI? Anak muda mana yang tidak iri pada AFI? Anak muda mana yang tidak tertarik membaca tulisan AFI saat ia terkenal saat ini? Coba tes secara random, ambil 10 orang pelajar. Coba wawancara mereka dengan satu pertanyaan:
"Kenalkah mereka dengan AFI sang penulis yang terkenal dengan tulisan warisan?"
8 dari 10 anak akan menjawab kenal atau tau dan pernah membaca tulisannya. Sama dengan anak-anak SD saat ditanya kenalkah dengan Jokowi saat tahun 2012 dulu. Anak SD itu akan menjawab "KENAL....kurus, tinggi dan murah senyum orangnya".
Anak-anak usia muda tidak akan berpikir tajam dalam menelaah sebuah tulisan. Asal tulisan itu viral dan banyak share, maka mereka anggap apa yang ditulis adalah sebuah kebenaran dan patut di percayai. Sejuk dan tidak ribet adalah gaya yang mereka mau. Dan para pejuang Islam liberal sangat paham kondisi, mereka telah mulai berperang dalam menanamkan IDEOLOGI ISLAM LIBERAL pada anak-anak kita melalui seorang remaja AFI yang sejatinya tidak tau apa-apa. Dia tidak tau dimanfaatkan. Dia terlena akan kepopuleran dan tenarnya sebuah karya tulisan. Selagi tombol like dan share masih berfungsi, Ia akan merasa apa yang ditulisnya banyak yang suka. Dan ia tidak akan berhenti. Karena yang suka makin banyak.
Pasukan tuyul memang paten bukan?
By: Iwan Balau