Ketua DPP Gerindra Nizar Zahro mengungkapkan beberapa hasil survei menyatakan bahwa popularitas dan elektabilitas Prabowo Subianto semakin menanjak.
Ia mengatakan hanya Prabowo Subianto yang saat ini diprediksi mampu mengalahkan Jokowi.
"Banyak rakyat yang sudah terlanjur berharap tinggi kepada Jokowi namun mendapatkan fakta yang menyakitkan,' kata Nizar melalui pesan singkat, Senin (11/9/2017).
Nizar menuturkan janji politik Jokowi bayak yang tidak ditepati.
Menurutnya, rakyat kecewa dengan kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL).
Mereka, kata Nizar, juga kecewa dengan kebijakan menumpuk hutang.
"Akumulasi kekecewaan itulah yang menyebabkan pendukung Jokowi memindahkan dukungannya kepada Prabowo Subianto," kata Nizar.
Nizar menuturkan pergeseran dukungan itu dapat dilihat dari hasil Pilkada Jakarta.
Dimana, calon yang diusung oleh Prabowo Subianto dapat mengalahkan kandidat yang didukung oleh Jokowi dengan selisih perolehan suara sangat telak.
"Fakta itulah yang membuat gelisah Jokowi yang kemudian beberapa waktu lalu memerintahkan relawannya untuk mulai berkampanye untuk Pilpres 2019, padahal tahapan Pilpres 2019 sama sekali belum dimulai," kata Nizar.
Nizar mengatakan fakta tersebut menunjukkan bahwa Jokowi sudah menyadari popularitas dan elektabilitasnya menurun drastis sehingga perlu memerintahkan relawannya untuk mencuri start kampanye.
"Dan Pak Prabowo Subianto sejauh ini masih tenang-tenang saja dan masih fokus untuk kerja-kerja politik agar demokrasi ini dapat mewujudkan kesejahteraan untuk rakyat, jadi sampai saat ini Pak Prabowo belum mau menyinggung soal Pilpres 2019, itu artinya Pak Prabowo sangat percaya diri menghadapi Pilpres 2019.," kata Nizar. [ tribunnews.com ]