Tak ditampik, kami BERBEDA dengan Ustad Abdus Shomad. Ustadz kelahiran medan yang satu ini, dalam hal teologi ia menganut konsep Abul Hasan Al-Asy’ari. sedangkan kami menganut konsep Imam Ibnu Taimiyyah.
Fiqih beliau merujuk pada Mazhab Syafi’i, sedangkan kami bisa dibilang cenderung pada mazhab Hanbali. Namun, kami memegang prinsip BERBEDA TIDAK MESTI BERPECAH. Karena perbedaan adalah rahmat, perpecahan adalah azab.
Bila beliau menganut tasawwuf Al-Ghazali, maka kami condong pada Ibnul Qayyim Al-Jauzi. Perbedaan adalah fitroh, perpecahan adalah keinginan iblis. Jadi, kalau ada orang yang suka memecah belah ummat, maka ketahuilah bahwa dia BERMULAZAMAH DENGAN IBLIS.
Sepanjang kami mengenal Ustad Abdus Shomad dan membangun komunikasi dengan beliau, kami dapati ia adalah seorang murabbi yang tawadhu’ (rendah hati). mulai dari awal ketemu sampai duduk bersama dalam satu mobil, nyaris beliau tak berbicara kecuali hanya satu dua patah kata yang bisa di hitung dengan jari. kami sempat bingung, Ustad Abdus Shomad ini kenapa kok pendiam sekali..tidak seperti saat berceramah. Benar-benar bersahaja, sederhana, dan tidak banyak bicara. baik saat bersama kami maupun saat bersama mertua kami.
Kerendahan hati begitu tampak pada diri beliau. ada teladan akhlaq yang terpancar dari kepribadiannya. Ini yang kami lihat sendiri dengan DUA MATA KEPALA KAMI dari diri beliau wala nuzakki ‘alallahi ahada... meski kadang beliau tak jarang membuat bibir kami nyengir dan tertawa dengan lawakannya yang cetar membahana.
Satu hal yang membuat ruang hati kami berbunga karena bahagia, adalah ketika jubah saudi dan baju koko pemberian kami langsung di pakainya saat mengisi tabligh akbar di masjid kami yang alhamdulillah cukup membuat macet jalanan dan komplek perumahan karena dihadiri 3000-an orang -lelaki & wanita-.
Tak sedikitpun beliau mengeluh “kekecilan” atau “kebesaran” atas pemberian. kami pun berterimakasih padanya atas buku-buku karyanya yang beliau hadiahkan kepada kami berikut beberapa jilid Kitab Mazhab Maliki dari mesir yang sedang dalam perjalanan/pengiriman.
Semoga Allah Ta’ala membalas beliau dengan kebaikan yang berlipat, mematikan beliau dalam keadaan husnul khotimah, dan mengumpulkan kami di jannah-Nya. Aamiin.
( Sumber foto: Fanspage Ustadz Maaher )
Kontroversi ustadz Abdul Somad, Ustadz Zaman Now!
Maulid Nabi Muhammad di Arab Saudi Jadi Hari Libur Nasional
Maulid Nabi Muhammad di Arab Saudi Jadi Hari Libur Nasional