“Seandainya Syafi’i berdebat untuk mempertahankan pendapat bahwa tiang yang pada aslinya terbuat dari besi adalah terbuat dari kayu niscaya dia akan menang, karena kepandainnya dalam berdebat”. (Manaqib Aimmah Arbaah hlm. 109 oleh Ibnu Abdil Hadi).
Boleh saja berdebat, baik dengan lawan ataupun kawan, namun semuanya harus dalam rangka nasehat dan mencari kebenaran, bukan kemenangan. Inilah salah satu adab mulia dalam dialog atau debat yang seharusnya kita perhatikan bersama, apalagi akhir-akhir ini semakin marak dialog dan debat di sana sini.
Imam Syafi’i berkata :
مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا قَطُّ عَلَى الْغَلَبَةِ
“Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan”
[Tawali Ta’sis hlm.113 oleh Ibnu Hajar]
Namun, jika yang kita hadapi ternyata adalah orang-orang jahil, maka lain perkaranya. Bahkan Imam Syafi'i rahimahullah berkata :
"Aku MAMPU BERHUJAH dengan 10 orang yang BERILMU, tetapi aku PASTI KALAH dengan SEORANG YANG JAHIL, karena orang yang jahil itu TIDAK PERNAH FAHAM LANDASAN ILMU."
Maka dari itu, kita mending MENGALAH saja dengan orang yang jahil. Jika tidak, maka kita akan sama-sama TURUT JAHIL. Maka DIAM saja itu PENYELAMAT, daripada diteruskan saling berbantahan yang TIADA KESUDAHAN.
Imam Syafi’i berkata :
مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا قَطُّ عَلَى الْغَلَبَةِ
“Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan”
[Tawali Ta’sis hlm.113 oleh Ibnu Hajar]
ﺍِﺫَﺍ ﻧَﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦٌﺮْﻳَ ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ
"Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi"
ﻓَﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳَﻤُﻮْﺕُ
"Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati"
ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺳَﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ
"Apabila ada orang bertanya kepadaku,“jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam ??”
Jawabku kepadanya : “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
ﻭَﺍﻟﺼُّﻤْﺖُ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﻫِﻞٍ ﺃَﻭْ ﺃَﺣْﻤَﻖٍ ﺷَﺮَﻓٌﻮَﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻟِﺼَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌِﺮْﺽِ ﺍِﺻْﻠَﺎﺡُ
"Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan"
Lalu Imam Syafi'i berkata :
ﻭَﺍﻟﻜَﻠﺐُ ﻳُﺨْﺴَﻰ ﻟَﻌَﻤْﺮِﻯْ ﻭَﻫُﻮَ ﻧَﺒَّﺎﺡُ
"Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam ? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong ?"
Beliau rahimahullah menambahkan :
"Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek
Maka aku tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi"
[Diwan Asy-Syafi’i hal. 156]
Maka : Tidak perlu kita berdebat dengan orang2 yang nantinya hanya akan menghinakan diri kita sendiri, bahkan bisa jadi juga menghinakan para ulama.
Untuk itu Imam Syafi'i berkata kepada orang jahil yang menantangnya berdebat :
"Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, toh diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi Singa meladeni anjing"
[“Diwan As-Syafi’i” karya Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i]
Selanjutnya: