Medan, 3 Maret 2018 - Bertempat di Bait al-Shufi wa al-Hadharah di Kota Medan, Dewan Ulama Thariqah Indonesia (DUTI) mengadakan acara silaturahim bersama dengan Tarekat Naqsyabandiyah yang dipimpin oleh Syekh Mursyid Dr. H. Ahmad Sabban ar-Rahmany Rajagukguk. Rombongan DUTI yang didampingi oleh Rais Mustasyar, Tuanku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani dan Sekretaris Jenderal, Dr. Zubair Ahmad, M.Ag. Rombongan DUTI yang menggunakan 3 bus dan beberapa minibus membawa beberapa khalifah utama Thariqah Qadiriyah Hanafiah dan jamaah.
Shahibul bait diwakili oleh Prof. Dr. KH. Saidurrahman Harahap, M.Ag selaku ikhwan dari Tariqah Naqsyabandiyah. Dalam sambutannya, Rektor UIN Sumatera Utara ini menyampaikan pentingnya menghidupkan aspek spiritual dalam beragama bagi kalangan terpelajar, khusus mahasiswa perguruan tinggi Islam. Sebab, menurutnya, belajar agama sekadar teori tidak banyak manfaatnya bagi terwujudnya Islam rahmatan lil alamin. Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Sekjen DUTI yang menerangkan tiga hal:
1) Sejarah dan profil DUTI sebagai wadah bagi para mursyid tarekat untuk menyatukan langkah dalam membina umat;
2) Sejarah rambut Rasulullah SAW yang dititipkan kepada Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani, mewakili ulama tarekat di Indonesia; dan
3) Undangan kepada pimpinan dan jamaah tarekat Naqsyabandiyah di Medan untuk menghadiri Silaturahim Ulama Thariqah ASIA di Ponpes Taruna Rabbani, Solok – Sumatera Barat.
Baru:
Baru:
Tuan Guru Syekh Dr. H. Ahmad Sabban menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rombongan DUTI yang telah berkenan bersilaturahim ke Medan. “Kami sangat terharu atas kunjungan saudara kami dari jauh, khususnya Tuangku Syekh Muhammad Ali Hanafiah, para khalifah, dan jamaah tarekat Qadiriyah Hanafiah di kediaman kami di Medan ini. Kami mohon maaf sekiranya ada hal yang kurang berkenan dalam penyambutan kami,” kata beliau. Beliau juga menyampaikan bahwa secara pribadi tidak pernah mempertanyakan sanad atau dalil tentang rambut Rasulullah Saw karena yang biasa mempertanyakan hal itu hanyalah meraka yang tidak memiliki rasa rindu kepada Baginda. “Saya meyakini bahwa majelis kami di Medan ini pasti akan disinggahi oleh para pecinta Rasulullah, terbukti malam ini dengan datangnya rambut suci Baginda,” katanya.
Selanjutnya, para jamaah yang hadir diberi kesempatan untuk melakukan ziarah kepada rambut suci Rasulullah Saw yang sengaja dibawa dari Solok. Para peziarah tampak sangat senang dan haru menikmati kesempatan langka ini. Silih berganti mereka memandangi dan menciumi sembari menyampaikan salam, Assalaamu’alaika ya Rasulallaah, Assalaamu ‘alaika ya Habiiballaah.
Terakhir, atas desakan dan permintaan dari shahibul bait, Tuangku menyampaikan beberapa nasihat. “Sebenarnya, secara adab, Saya tidak boleh menyampaikan tausiah ketika ada rambut suci Rasulullah di hadapan kita. Untuk itu, kita pindahkan rambut Baginda baru saya bisa memberi tausiah,” Tuangku memberi penjelasan atas keengganannya. Dalam tausiahnya, Tuangku menyampaikan tentang 4 tahapan menuju Allah, yaitu ingat (zikir), rasa (dekat), pandang (penyaksian) dan cinta. Biasanya disingkat dengan IRAPANCI atau IKAT PANCI.
Sumber: http://dewanulamathariqah.org
Sumber foto: Ahmad Sabban Rajagukguk
Selanjutnya Baca;