Oleh : Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani.
( Rais Mustasyar Dewan Ulama Thariqah Indonesia )
Wahai saudaraku, bukalah hatimu…,tidaklah elok jika hanya karena SATU kepentingan politik, membuat bangsa ini terpecah menjadi ribuan bahkan jutaan keping. Rajutan darah ratusan tahun para pejuang untuk merekat bangsa begitu mudah terlepas karena begitu mudahnya kita membenci hanya dengan satu perkara yang belum tentu tahu kebenarannya.
Wahai saudaraku, bukalah hatimu…,bangsa kita bukanlah bangsa yang tercipta karena rasa kasihan bangsa lain, namun terlahir dari rasa “kesakitan” yang sama dalam kemajemukkan warna suku dan agama ketika merasa sama sama terjajah dan terbakar semangat untuk hidup bersatu dalam satu negara yang berdaulat atas diri dan cita cita bersama yakni menuju keadilan dan kesejahteraan.
Wahai saudaraku, bukalah hatimu….janganlah kita jadikan suku dan agama menjadi jurang pemisah rasa kebangsaan, bukankah dahulu bangsa ini belajar berjalan karena sebuah keseimbangan dan keserasian diantara perbedaan suku dan agama. Dan apabila suatu hari nanti langkah langkah bangsa ini sudah terseok seok, maka jangan kita saling menyalahkan jika bangsa ini tumbang bukan karena angin kencang tetapi karena kehilangan keseimbangannya sendiri dalam berbangsa dan bernegara.
Wahai saudaraku….bukalah hatimu, sebaiknya jadikanlah nama Tuhan dan nabimu sebagai “panggilan” untuk seruan persatuan untuk saling menjaga dan memelihara keutuhan cita cita bangsa, sebab Nabi Muhammad SAW bukan saja sebagai nabi dan rasul yang paling mulia diantara para nabi, namun beliaupun sebagai pahlawan pemersatu suku dan bangsa yang paling sukses di zamannya dan hal itu diakui oleh seluruh dunia hingga sekarang.
Wahai saudaraku…bukalah hatimu, lihat dan rasakanlah dengan hatimu, setiap bangsa bangsa di dunia pastilah punya kelemahan dan kekurangan, namun justru kesadaran masih banyaknya kekurangan suatu bangsa akan menjadi semangat untuk lahirnya persatuan dengan saling merangkul segala elemen bangsa, bukan saling melempar dan saling menyalahkan apalagi harus saling membenci.
Wahai saudaraku… akhirnya, jika memang perlu sebuah perubahan besar untuk negara dan bangsa maka buatlah perubahan tersebut dengan kearifan dan kebijakan yang lebih besar melebihi dari satu kepentingan dan dari satu golongan.
Baca juga: