Ustadz Abdul Hakim Abdat seorang da'i Salafi ( Wahabi ) di "Semprot" oleh Ustadz Maaher At-Thuwailibi karena perkara hastag #2019gantipresiden.
Simak ungkapan "Keras" ustadz Salafi Modern ini yang kami tuliskan sedikit dari videonya yang beredar di Youtube menjawab pernyataan Abdul hakim Abdat tentang dakwah Salafi bukanlah dakwah yang memperkarakan urusan dunia termasuk perkara pemilihan pemimpin dan juga masalah yang sedang viral yaitu hastag #2019gantipresiden.
"Abdul Hakim Abdat mengatakan bahwa semua dunia ini isinya terlaknat. Dakwah Salafiyah bukan dakwah yang membicarakan politik, bukan dakwah yang bikin Hastag #2019gantipresiden, ini ciri orang yang jahil murokkab".
"Sebagai seorang da'i seharusnya dia paham bagaimana memahami realitas. Kalaulah semua isi dunia in terlaknat kecuali Zikrullah, orang alim yang mengajarkan agama, bahwa dakwah Salafiyah adalah dakwah yang maslahat buat ummat, bukan dakwah yang membicarakan urusan dunia, lalu kenapa orang-orang yang mengkritik presiden, mengkritik pemerintahan ini dianggap khawariz? kan bukan urusan agama, hanya urusan dunia?"
"Kalau katanya pengganti presiden 2019 itu tidak ada maslahatnya berarti dia itu jahil tak pernah turun ke lapangan, kerja dia baca kitab saja, baca buku saja. Apakah probelamtika ummat ini selesai hanya dengan membaca kitab? Apakah problematika ummat ini bisa selesai hanya dengan ta'lim di masjid-masjid? Tidak bisa! Ummat harus paham realita kekinian, umat harus paham tentang bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan, supaya apa? Ujungnya kemaslahatan buat ummat. Jangan nanti yang terpilih pemimpin kafir, sekuler, anti islam, islamphobia. Maka dibuatlah hastag #2019gantipresiden. Dalam rangka apa? Dalam rangka kita kasihan sama pak Jokowi! Sudah 4 tahun dia capek, lelah, lesu, lunglai memimpin negara ini.
"Mana buktinya Pak Jokowi lelah memimpin negara ini? Sampai hutang Triliyunan Rupiah ke negara asing. Maka kita ISTIRAHATKAN Pak Joko Widodo, kita ganti dengan presiden baru yang lebih berwibawa, bermartabat, yang pro kepentingan ummat Islam dan pro dengan nilai-nilai kebangsaan yang ada".
"Dakwah Salafiyah itu memikirkan keadaan ummat lewat yang namanya kepemimpinan. Kalau kepemimpinan itu bukan untuk kemaslahatn ummat, untuk apa para sahabat menangguhkan pemakaman Rasulullah SAW selama 3 hari? apa yang dipikirkan? Siapa khalifah pemimpin yang akan menggantikan rasulullah SAW setelah beliau wafat. Dicari orangnya, itu membuktikan bahwa kepemimpinan, kekuasaan itu penting dalam Islam untuk bisa menegakan amar ma'ruf nahi mungkar dan untuk menegakkan jihad fisabilillah".
"Islam tidak bisa tegak dalam lumpur demokrasi, tetapi bagi anda yang punya ijtihad untuk melakukan pemilu maka pilihlah pemimpim muslim yang bermartabat, yang terhorma,t yang kira-kira bisa menjadi tonggak, berwibawa dihadapan bangsa-bangsa asing yang tidak gampang kita dijajah dalam sektor ekonomi, sosial, politik dst".
"Ketika kita mencari pemimpin baru yang beriman yang sholeh yang cinta kepada ulama dan agama maka akan mudah bagi kita untuk menyebarkan syiar-syiar Islam."
"Jadi dia ( Abdul hakim Abdat ) jahil, ndak paham yang kerjanya hanya baca kitab. Saking pentingnya kepemimpinan dalam Islam ulama islam menulis kitab tentang politik islam. Politik itu penting, politik yang jujur, bermartabat."
"Jangan memejamkan mata dari keadaan, ini namanya jahil. Yang kiya khawatirkan justru dia ( Abdul hakim Abdat ) adalah bagian dari operasi intelijen global."