Capres 01 Jokowi kalah telak di Sumatera Barat pada pemilu 2019. Karena nasib apes yang menimpa nya banyak pendukungnya yang emosi, marah kepada masyarakat Sumaetra barat. bahkan menganggap warga Sumbar tak tau diri dan tak tau berterima kasih, bahkan menggaungkan boikot nasi padang di media sosial.
WargaNet yang berasal dari Sumbar menanggapi ocehan pendukung jokowi yang kalap di medsos dengan membuat tulisan yang menohok, mengapa Jokowi kalah banyak di Sumbar sambil memberikan kriteria pemimpin menurut adat Minangkabau yang memang tak dimiliki oleh karakter seperti Jokowi.
Diambil di media sosial;
JANGAN MENTANG MENTANG !
Suara junjungan kalian tumbang di Sumbar terus kalian ngehina kami? Tolong kalian pahami kekeliruan kalian dalam menilai kami masyarakat Minangkabau!
Merasa keturunan darah Minangkabau?
Teruntuk saudara/saudari yang menghina kampung halaman kalian! Karena ketidak tahuan kalian, atau kalian memang tak mau tahu!
Yang besar dirantau bahkan di luar negeri, yang mata dan hati kecil kalian tertutup oleh pemberitaan media liberal,
Kami yang merasakan semua kebijakan!
Kami yang merasakan semua ketidakadilan!
Kalau kalian tidak ikut menjaga dan membantu negeri, jangan banyak bacot!
Nikmatilah hidup kalian diluar sana, jangan kalian usik hak berdemokrasi kami. Dengan tanpa rasa bersalah kalian sepihak menyatakan kami masyarakat Sumbar tidak tahu terimakasih bahkan bodoh, hanya karena junjungan kalian kalah telak di Sumatera Barat. Hanya karena kami tidak memilih Junjungan Kalian?
Kalau kalian memang orang minang, Tentu kalian paham petuah dalam memilih pemimpin
TAKAH TOKOH TAGEH !!
TAKAH = Pantas !!!
TOKOH = Jelas Asal Usulnya !!!
TAGEH = Tegas dan berwibawa !!!
Salah satu hal yang bisa menjawab tudingan kalian para Cebongers yang sudah tidak paham lagi akan adat dan budaya asli leluhur kalian (Ndak baradaik) Adalah budaya yang ada pada orang Minang ketika melihat pemimpin yang biasa disingkat 3T seperti yang tertera diatas.
T pertama adalah 'takah', yaitu performance, postur tubuh yang bagus, rupawan, gagah, penampilan yang menarik dan nampak berwibawa. Orang Minang akan melihat apakah seseorang memiliki ke'takah'an yang memadai yang diperlihatkan dari sikap, perilaku, tampilan, cara bicaranya di depan publik atau cara menyampaikan pikiran melalui lisan dan tulisan, serta bagaimana gaya memimpinnya. Bagaimana bahasa tubuhnya dalam berkomunikasi di depan publik.
T kedua adalah 'tageh', yaitu tegas, berani, kuat, kokoh, berpendirian dan muda. Orang Minang akan melihat apakah seorang pemimpin itu mampu menjadi tumpuan harapan rakyatnya.
T ketiga adalah 'tokoh'. Orang Minang akan menilai apakah seorang pemimpin layak untuk menjadi tokoh bagi mereka, mampu memberikan keteladanan, layak didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting. Ketokohannya juga diakui dalam skala yang lebih luas lagi. Keilmuannya juga sudah terbukti dan diakui, baik ilmu agama, adat, dan akademik.
1. "Bagalanggang di mato urang banyak"
Harus punya track record..jangan hanya modal pencitraan tanpa prestasi
2. "Nan tuo sarupo talang"
Pemimpin hrus mandiri, jangan pilih yang mudah dibawa angin (disetir seperti boneka)
3. "Koq baburu intai maintai, koq manembak timbang manimbang"
liat background orang yang dijdikan pemimpin
4. "Panghulu barajo ka mufakat, mufakat barajo ka nan bana, Nan bana badiri sandirinNyo”
Pemimpin harus taat kebenaran (agama)
5. "Bukik timbunan kabuki”
Seorang pemimpin harus mampu bertahan dalam kondisi bagaimana pun, jangan mengeluh
6. “Taluak subagai timbunan kapa”
Pemimpin harus lapang dada menerima aspirasi dan keluhan rakyat
7. “Kusuik ka manyalasai”
Pemimpin haruslah intelektual, cerdas dan berkualitas, jangan yang melempar tanggungjawab
8. “Ilang ka mancari, tabanam ka manyilami”
Pilih pemimpin yang mengayomi, bukan mencaci saat dikritisi
Jan sampai dipiliah pemimpin nan
Sarupo pituah dibawahko sanak!!
"Anguak anggak geleng amuah, unjuak nan tidak babarikan".
Sifat seseorang yang tidak suka berterus terang dan tidak suka ketegasan dalam sesuatu.
PAHAM !!!!
25 04 2019
Sumatera Barat Kampoeng Halaman.
Baca Juga: